Bicara tentang pendidikan, pikiran kita pasti yang terlintas dalam benak kita 75% mengatakan sekolah. Entah mengapa demikian, tapi ketika kita tanyakan pada praktisi pendidikan pasti akan berbeda-beda ada yang jawab RPP, Supervisi, kurikulum dan lain sebagainya.
Jadi menurut orang awam pendidikan itu adalah sebuah lembaga sekolah yang ada ruang kelas, bangku, meja, papan tulis dan sebagainya, yang itu sudah terpatri sampai dengan sekarang ini.
Pada satu semeste belakangan ini, ketika kita bertanya kepada ibu-ibu di rumah, pendidikan itu adalah WhatsApp, classroom, quizizz, kahoot, kuota, dan mungkin ada yang mau tambahkan?
Mungkin bagi yang berfikiran awam kok semua pelajaran dilaksanakan lewat WhatsApp kenapa harus dikenakan biaya, lantas ketika bayaranya di upload lewat WhatsApp kenapa tidak diterima, bahkan hal seperti ini banyak kita jumpai dibeberapa media sosial.
Jadi kembali keparagraf kedua, ibu-ibu rumah tangga banyak yang kelimpungan atau kebingungan berkenaan dengan pendidikan di sekolah pada masa pandemi ini.
Ibu-ibu sulit mengejawantahkan apa yang disampaikan oleh WhatsApp kepada anak-anak di rumah. pada akhirnya membuat persepsi yang menyudutkan, bahkan menyalahkan pemerintah kenapa pasar dan tempat hiburan dibuka sedangkan sekolah tidak.
Pepatah Arab yang mengatakan Al Ummu madrosatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq, kurang lebih kalau diterjemahkan ibu adalah sekolah utama artinya, pendidikan yang terpenting itu dari seorang ibu, ibu sebagai orang tua di rumah merupakan pondasi pendidikan.
Melihat hal ini, mungkin bisa menjadi catatan bagi kita, pendidikan yang ada di masa pandemi kali ini dapat mengoptimalkan pendidikan di rumah agar menyenangkan, bukan bagi siswa saja tetapi bagi orang tua.
Semoga bermanfaat tulisan ini